QOIDAH
KEEMPAT
SHIDQUT
TAWAJJUH (KESUNGGUHAN DALAM MENGHADAP ALLAH) ITU
DISYARATKAN DENGAN DI-RIDHO-I ALLAH AL HAQ.......DAN TIDAK ADA TASAWUF KECUALI
DENGAN ADANYA FIQIH.
Syarat
Shidqut tawajjuh adalah jika diridhoi-Nya dan dengan hal-hal yang
menjadikan ridho-Nya. Dan segala sesuatu yang bersyarat tidak sah tanpa
wujudnya syarat. (وَلاَ يَرْضَى لِعِبَادِهِ الكُفْر ) ayat ini
mengharuskan seseorang untuk mewujudkan iman. ( وَإِنْ
تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ ) ayat ini mengharuskan seseorang untuk
mengamalkan ajaran Agama Islam.
Tidak
ada tasawuf kecuali dengan fiqih, karena hukum-hukum Allah yang dhohir tidak
akan diketahui kecuali lewat fiqih. Dan tidak ada fiqih kecuali bertasawuf, karena tidak ada perbuatan kecuali
dengan shidqut tawajjuh. Dan tidak ada keduanya tanpa adanya iman,
karena keduanya tidak akan sah tanpa adanya iman. Maka semua hal tersebut
merupakan keharusan karena semuanya saling melekat laksana melekatnya ruh dan
jasad. Tidak ada arwah kecuali berada
didalam jasad, sebagaimana tidak ada hidup kecuali dengan arwah. Pahamilah!
Imam
Malik RA berkata : “barang siapa yang bertasawuf tapi tidak ber-fiqih maka dia akan menjadi kafir zindiq, barang siapa berfiqih
tapi tidak bertasawuf maka dia akan menjadi fasiq, dan barangsiapa yang mengumpulkan
keduanya maka dia telah meraih maqom ma’rifat”
Mushonnif berkata :
orang yang pertama akan menjadi kafir zindiq, sebab dia berkata bahwa manusia
itu dalam keadaan terpaksa dan tidak mempunyai keinginan apa-apa ,
jika Allah menghendaki masuk surga pada seseorang maka ia akan masuk surga
meskipun ia tidak melakukan sholat dan konsekwensinya itu akan menafikan hikmah
semua hukum. orang yang kedua akan menjadi fasiq, sebab amalnya disunyikan dari
kesungguhan dalam menghadap Allah SWT yang akan bisa mencegah dari perbuatan
durhaka, dan sunyi dari ikhlas yang menjadi syarat dalam beramal kepada Allah.
Orang yang ketiga akan mewujudkan secara nyata, sebab ia menduduki hakikat
dalam berpagang teguh pada kebenaran. Maka pahamilah hal itu.!
QOIDAH
KETUJUH
ASAL USUL PENAMAAN TASAWUF
Asal usul terbentuknya suatu penamaan itu
memperhatikan terhadap pendefisiannya dan juga yang didefinisikan darinya.
Indikasi dari suatu penamaan itu memanndang dari segi lafadznya. Jika terdapat banyak redaksi kemudian memungkinkan
untuk mengumpulkannya maka
maknanya dari keseluruan tersebut, tapi jika tidak mungkin maka harus
memperhatikan makna tertentu meskipun telah bebas dari perselisihan terhadap
makna asal.
Terdapat banyak ungkapan dalam pendefinisian tentang
asal-usul tasawuf, hal tersebut terdapat 5 ungkapan :
Pertama : adalah ucapan seseorang yang mengatakan
berasal dari kata “الصوفة" (bulu domba) hal itu dikarenakan
orang sufi dengan Allah itu laksana bulu yang berterbangan tanpa arah.
Kedua
: berasal dari الصوفة القفا “lembutnya leher”
karena orang sufi itu lembut, tidak kaku.
Ketiga
: berasal dari الصِّفة yaitu karena
terkumpul dalam dirinya sifat-sifat yang terpuji dan meninggalkan sifat-sifat
yang tercela.
Keempat:
berasal dari kata الصفاء (bening/jernih)
quol ini dianggap benar sehingga Abu Fatah Al-Bushti berkata dalam syairnya :
“Ulama’
berbeda pendapat mengenai istilah Sufi
lantaran
ketidaktahuannya dan mereka mengira berasal dari kata الصوف”
“tidak
ada sesuatu yang lebih berharga pada nama ini selain seorang pemuda
yang
dibersihkan dan dijernihkan hatinya sehingga nama shufi diberikan kepadanya”
Kelima:
kata tasawuf itu dinuqil dari الصُّفة (serambi masjid) karena orang sufi itu memiliki sifat
seperti orang yang tinggal di serambi masjid dizaman Rosulullah SAW.
Allah
berfirman :
وَاصْبِرْ
نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ
يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ
الدُّنْيَا وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ
هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا
Ayat ini merupakan asal
atau dasar dari semua pengertian yang dipaparkan oleh para ulama’.
Komentar
Posting Komentar